Jumat, 06 Maret 2020

MISTERI PULAU PENYALAI






Konon katanya Pulau Penyalai adalah Pulau Bunian. Dipulau ini juga terdapat tempat-tempat tertentu yang diyakini itu sebagai pemukiman ‘Orang Bunian’. Dikisahkan bahwa orang bunian adalah salah satu kelompok suku gaib yang legendanya banyak sekali terdapat di Sumatra khususnya di pulau penyalai. Mereka tinggal di kawasan hutan, bukit atau kawasan keramat lainnya. Terkadang tampak kemudian menghilang. Mereka sangat berperan dalam menjaga kesucian alam dari hal-hal terkutuk yang dilakukan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Pernah dahulu suatu ketika tiba-tiba teman sebangku saya berteriak dan kemudian berlari menuju sebuah Sumur Tua di tengah kebun Nenas sekolah kami dan ingin masuk kedalamnya. “nak balek”, itulah kalimat yang terus dia ucapkan hingga akhirnya dia tak sadarkan diri. Kejadian itu ia alami hampir setiap hari pada jam sekolah sekitar pukul sebelas siang. Dengan nasehat para guru kami, akhirnya pihak sekolah mengundang seorang ustad sekaligus tokoh adat di pulau kami. Benar rupanya bahwa teman sebangku saya ini di rasupi orang bunian.

Sejak kejadian itu pihak sekolah semakin sering mengingatkan kami agar senantiasa berdoa dan dilarang berkata kotor “mencarut” di wilayah area sekolah. Pesan moral yang baik, yang memang benar kami lakukan hingga beberapa bulan. Sehingga terciptalah sebuah sanggar tari dan teater tradisional oleh pihak sekolah bernama Sanggar Sri Bunian yang dipercaya aku sebagai Ketuanya saat itu. Disini, SMAN 1 Kecamatan Kuala Kampar adalah sekolah tempat saya belajar dahulu, tercatat saya adalah siswa angkatan tahun 2003.

Bukanlah hal yang mustahil pula bila Pulau kami adalah tempat tinggal juga bagi Orang Bunian. Dahulu kala pulau ini adalah daratan rendah berawa dan bertanah gambut sehingga yang tak  berpenghuni dan hanya menjadi tempat persinggahan bagi para pelaut kerajaan sehingga pada suatu dekade dikisahkan adanya suku asli yang memutuskan untuk menempati pulau penyalai ini.

Beberapa cerita mengatakan bahwa orang Bunian kerap kali menghuni rumah kosong, mereka suka muncul saat senja. Dengan mengeluarkan tanda-tanda biasanya orang setempat akan mencium aroma kentang yang digoreng. Dari sumber cerita turun temurun, makhluk ini dikenal suka menyesatkan para manuisa yang berbuat salah kepada alam atau manusia yang melakukan perbuatan tercela di sekitar keberadaan mereka. Biasanya mereka berwujud manusia secara sempurna. Orang-orang yang ikut masuk ke dunia orang Bunian akan susah sekali untuk keluar, karena mereka juga memiliki peradaban hidup layaknya manusia pada umumnya.

Terlebih jika kita makan masakan dari sana, itulah mengapa kasus-kasus hilangnya orang di hutan selalu dikaitkan dengan adanya orang Bunian. Ya, tak seperti makhluk halus kebanyakan, Bunian ini sering menciptakan cerita-cerita yang bagus. Entah mereka yang membantu manusia saat tersesat di hutan, memberi petuah-petuah, sampai melibatkan dirinya dalam perang. Tapi, meskipun begitu, bagaimana pun juga Bunian adalah makhluk halus yang tak bisa diterka maunya. Kadang mereka ini juga kerap berbuat jahil dan suka menyesatkan manusia.

Sampai sekarang ini orang-orang kebanyakan masih meragukan keberadaan Bunian. Memang tidak pernah ada bukti validnya, bahkan tak muncul dalam topik penelitian atau tugas akhir perkuliahan, tapi masyarakat Pulau Penyalai sendiri begitu mempercayai eksistensi makhluk ghaib yang cerdas ini. Bagi masyarakat Kuala Kampar, kisah Bunian sudah tentu bukan kisah asing. Orang Bunian ini adalah makhluk gaib yang dipercaya tinggal dan menempati daerah – daerah tertentu. Soal tempat, Orang Bunian diduga mendiami bagian-bagian yang tak dihuni manusia. Entah hutan, danau, tepi-tepian sungai, kebun bahkan sampai disekitar rumah kita juga.

Mereka ini bukan makhluk gaib yang primitif, melainkan sudah punya struktur yang kompleks. Bagi kita yang memiliki indra ke enam dan bisa melihat hal-hal gaib, katanya akan mampu menyaksikan kehidupan orang-orang Bunian yang kurang lebih seperti manusia pada umumnya. Mereka berjualan, menikah, bahkan katanya memiliki semacam kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.

Ada banyak cerita soal orang Bunian dari masyarakat sekitar Penyalai. Beberapa di antaranya adalah kisah-kisah baik dan bisa dibilang luar biasa. Misalnya mereka yang sering menolong manusia yang tersesat dari hutan, sampai ikut serta dalam perang. Untuk perang, dipercaya hal tersebut memang benar adanya.

Banyak yang percaya jika suatu ketika jaman penjajahan dulu, para orang tua kita dibantu oleh mereka para orang Bunian. Mereka melibatkan diri lantaran merasa ikut bertanggung jawab menjaga tanah yang ditempatinya. Tapi, tentu saja orang-orang Bunian ini lebih sakti karena bisa terbang dan sebagainya.

Setiap makhluk halus pasti punya ciri khasnya tersendiri, termasuk si Suku Bunian ini. Secara umum, orang-orang Bunian memiliki kesamaan bentuk dengan manusia. Jadi, ya sama seperti kita, mereka bertubuh tegak, berjalan dengan dua kaki dan sebagainya.

Jikalau begitu, tentu susah bila kita hendak membedakan manusia dan Bunian bila bertemu mereka? Mungkin saja iya, tapi kalau kita tahu ciri khas mereka, tentu saja hal tersebut takkan terjadi. Memang ada perbedaan yang cukup mencolok antara manusia dan suku Bunian, terutama di bagian wajah. Orang-orang Bunian ini lazimnya tidak memiliki garis tegak antara bibir atas dan bawah hidung. Tak hanya itu, mereka juga memiliki alis yang menyambung satu sama lain. Ketika melihat ada orang yang memiliki dua ciri ini, dpercaya ia pasti adalah Bunian.

Meskipun dikenal baik dan suka membantu manusia, namun ada juga cerita-cerita misteri lainnya perihal kejahilan Orang Bunian. Salah satu di antaranya adalah hobi mereka yang suka menyesatkan manusia. Orang Bunian ini memang suka sekali mencoba berkomunikasi dengan manusia. Kemudian mereka akan melakukan apa pun untuk bisa membawa manusia ke dunianya.

Cara menggodanya sendiri sangat dahsyat, biasanya manusia yang jadi target akan ditunjukkan pemandangan yang luar biasa. Bisa juga dengan gadis-gadis cantik, pria-pria yang menawan, alam permainan bagi anak-anak, bahkan taman yang sangat indah. Tak jarang yang manusia kerasukan mereka. Yang terjerat muslihatnya dan akhirnya ikut, maka konsekuensinya adalah manusia takkan bisa kembali ke dunia nyata, mereka akan hidup abadi disana hingga hari kiamat tiba. Andaipun manusia yang terjerat muslihatnya ini bisa kembali ke alam dunia manusia sesungguhnya, namun menurut cerita, hal tersebut hanya akan membuat si manusia menjadi tidak waras alias gila atau hilang ingatan.

Mempercayai hal-hal gaib memang tantangan tersendiri. Maksudnya adalah mereka ini tak pernah dibuktikan keberadaannya secara logis atau sains, tapi mereka memang ada. Agak dilematis jadinya. Termasuk Orang Bunian ini yang bagi sebagian orang dianggap eksis, tapi bagi yang lainnya tidak. Pada akhirnya keputusan untuk percaya atau tidak kembali ke masing-masing perspektif kita selaku insan manusia yang hidup di akhir zaman ini.

SELAYANG PANDANG PULAU PENYALAI

Mengenai Pulau Penyalai (Pulau Mendol) yang menyimpan segudang potensi baik dalam Budaya Melayu Riau maupun Potensi Wisata. Pulau Penyalai adalah sebuah pulau bertanah Gambut yang terletak di kuala Sungai Kampar, mengisi sebuah teluk yang berarus deras saat air laut surut, sejajar dengan garis pantai timur pulau Sumatra bagian tengah. Penyalai bukanlah sebuah kata filosofi, penyalai adalah nama sebuah daerah paling penting se-semenanjung Kampar, terutama sebelum Pelalawan memisahkan diri dari Kabupaten Kampar, serta sebelum Kuala Kampar beranak kecamatan baru bernama Meranti. Penyalai adalah gerbang terluar Provinsi Riau, penyalai adalah induk dari daerah pelabuhan (yang seharusnya) terpenting di Pelalawan sebelum menuju ke Kepulauan Riau.

NAMUN sedihnya adalah, pulau kami merupakan kecamatan yang diduga paling lambat dalam sektor pembangunan, penyuluhan kesehatan yang tidak merata, pejabat-pejabat muspika pemerintahan kecamatan kami adalah mereka yang berketurunan bangsawan (darah biru bergelar Tengku, Syaid dll), Nepotisme merajalela mulai dari Bupati Pelalawan; HM Haris, kemudian anaknya Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan; Adi Sukemi yang mereka berdua diduga tersandung banyak dugaan Korupsi (didukung data manual dan digital) sampai pada birokrasi tingkat RT RW Kepala Desa dan seterusnya. Belum lagi masalah pengajuan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) yang harus menunggu antrian bertahun-tahun (kaya nunggu antrian haji). Tentu masyarakat Kecamatan Kuala kampar harus cerdas, berhubung Tahun ini (2020) akan ada pemilihan Bupati Kabupaten Pelalawan, wajib kiranya kita memilih Figur yang benar-benar memihak kepada masyarakat.


ASAL USUL NAMA PENYALAI

Penyalai bukanlah cerita sejarah ketika orang-orang tua dahulu menakuti anak-anak mereka atau memotivasi mereka yang suka merantau menerjang lautan untuk merubah nasib, dengan cara mengisahkan penduduk lokal yang dipanggil Penyalai karena suka menyalai hidup-hidup para penjahat, pemberontak dan kaum penjajah. Penyalai bukanlah pulau orang-orang terbuang, sarang penyelundup, apalagi perompak. Penyalai adalah salah satu pulau akar Budaya Melayu, dimana orang-orang penyalai adalah salah satu sub Penutur Asli Bahasa Melayu tingkat tinggi yang digunakan oleh orang-orang kerajaan Johor-Riau dan Riau-Lingga, cikal bakal akan Bahasa Indonesia.


Penyalai juga berarti jalan hidup, jalan hidup orang-orang Teluk (Melayu), suku pemberani di laut maupun di darat, pelayar tangguh, pantang menyerah dan penjaga marwah tanah Melayu. Penyalai tidak sebatas pada kampung halaman, Penyalai adalah tanah air, tumpah darah kami anak-anak Kuala Kampar, Putra Riau daratan terakhir atau anak jati Melayu Riau kepulauan bilangan pertama, karena kami Penyalai adalah antara Lautan dan Daratan. Tidak Sombong di Laut tak Lupa di Daratan.


KONDISI ALAM PULAU PENYALAI

Kondisi alam Pulau Penyalai dipenuhi dengan hutan rawa dan dataran rendah serta dilewati oleh sungai-sungai yang salah satunya adalah Sungai Kampar. Sungai yang panjangnya 413,5 Km dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter ini berhulu di Propinsi Sumatera Barat dan Bermuara di Selat Melaka. Sungai Kampar dengan anak-anak sungainya yang kaya akan sumber daya hayati. Hal ini menghadirkan keindahan alam tersendiri berupa Panorama, Tasik, Anak-anak Sungai, Hutan yang memiliki Ratusan Jenis Satwa, Burung dan Reptil serta ditumbuhi oleh berbagai pohon bakau dan tanaman hutan yang beragam. Keindahan alam dan keragaman budaya Pulau Penyalai akan memberikan kesan “Melayu Banget” bagi para pengunjung yang datang di Kecamatan Kuala Kampar.

Pulau ini bebas Polusi Udara dikarenakan alamnya yang masih sangat asri. Tidak ada kendaraan roda empat (mobil) disana karena kondisi tanah yang gambut tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan berat beroda empat. Pabrik atau Perseroan Terbatas juga tidak banyak hal ini karena butuh dana cukup besar untuk membukanya. Dalam keseharian masyarakat penyalai berkendara menggunakan sepeda motor dan kaisar sebagai alat angkut darat selain gerobak.

Oleh karena letaknya berada di sekitaran wilayah perairan Selat Melaka, tentulah negeri ini sesekali mendapat jelingan dan tumpuan mata dari negeri dan negara tetangga tersebut. Sebagai bangsa yang memiliki sejarah gemilang di masa lampau, sudah sepatutnya Kabupaten Pelalawan ingin dipandang gagah dan sasa di mata masyarakat sekitar Selat Melaka karena bagaimana pun, Kuala Kampar merupakan pintu gerbang Pelalawan dari mata dunia (Selat Melaka). Potensi budaya dan kesenian melayu sangat berkembang pesat disana. Hanya objek pariwisata belum ada, kenapa? Selain itu, dari segi sejarah, kalau tidak menyimpan sesuatu yang unik dan misteri, kenapa pula Sultan Mahmud Syah dari tanah Semenanjung Malaya memilih jalur ini untuk bertapak di Pekantua? Kenapa tidak memudiki Kuala Indragiri atau Sungai Jantan, Siak, lalu mencari negeri untuk membangun istana sayap?

Membangun dan memelihara kekayaan khazanah Melayu di Penyalai atau Kecamatan Kuala Kampar merupakan sesuatu yang mustahak yang segera harus dilakukan sesegera mungkin oleh semua sektor di Pelalawan karena negeri ini merupakan warisan Tuhan yang amat berharga demi kejayaan Melayu dan kabupaten Pelalawan di bentangan esok yang kian panjang. Saya perlu kerjasama dan dukungan dalam menulis buku ini. Kita akan ungkap semua potensi itu.

Banyak orang hebat dalam berkesenian di Pulau ini yang sifatnya pribadi maupun berkelompok namun tak rahasia umum lagi bila nasib mereka kadang tak diperhatikan oleh pihak kecamatan maupun kabupaten. Padahal putra putri Penyalai memang banyak yang pandai. Karya mereka terkurung karena situasi yang sulit. Minimnya jumlah penulis yang mendongkrak kekayaan budaya Pulau Penyalai. Tiada akses Internet yang memadai, listrik yang sering rusak daripada sehatnya, jalanan yang kecil dan senantiasa memakan korban jiwa raga. Semua tau bahwa Pulau Penyalai kaya akan makanan khasnya, panorama keindahan alamnya dan sopan santun santuy ramah tamah penduduknya.

Ulasan ini merupakan langkah awak saya untuk menulis banyak tentang Pulau Penyalai. Satu persatu akan saya ungkap potensinya. Termasuk dugaan adanya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di Pulau kami. Untuk itu saya memerlukan bantuan materil maupun moril, komunikasi dan informasi, serta perhatian para penulis lainnya. Semoga kita bisa menjadi teladan yang baik bagi generasi selanjutnya.


BATASAN ISI BUKU
Buku ini akan membahas tentang potensi Pulau Penyalai dari sisi Budaya dan Pariwisata

MASALAH YANG DIBAHAS DALAM BUKU INI
Bagaimana potensi Budaya Melayu di Pulau Penyalai?
Bagaimana potensi Pariwisata di Pulau Penyalai?

TUJUAN PENULISAN BUKU
Untuk mengetahui Bagaimana potensi budaya melayu di Pulau Penyalai
Untuk mengetahui Bagaimana potensi Pariwisata di Pulau Penyalai

PENTINGNYA BUKU INI

Secara Teori

Untuk penulis:
Buku ini akan menjadi sebuah karya sekaligus penemuan akademik

Untuk penulis yang akan datang:
Buku ini terbatas pada apa yang sudah direncanakan yaitu membahas budaya dan potensi pariwisata di Pulau Penyalai secara umum sehingga bagi penulis yang akan datang bisa menjadikan buku ini sebagai referensi


Secara Praktek

Untuk Masyarakat:
Bagi masyarakat Pulau Penyalai khususnya Kecamatan Kuala Kampar buku ini akan menjadi satu bukti kekayaan ilmiah yang bersifat kearifan lokal sehingga isi materi bisa diwariskan kepada generasi penerus yang kelak lahir

Untuk Pendidikan:
Buku ini akan menjadi bahan ajar pada mata pelajaran muatan lokal dan bisa di distribusikan keseluruh sekolah baik sekolah negri maupun sekolah swasta yang ada di ruang lingkup kabupaten pelalawan

Untuk Pemerintah:
tentu saja buku ini akan sangat bermanfaat bagi pemerintah kabupaten pelalawan khususnya Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinas Budparpora) yaitu sebagai khasanah potensi kearifan lokal yang bersifat nasional. Buku ini bisa menjadi sebuah temuan yang mampu menambah aset baik devisa maupun akademik. Buku ini juga akan dialih bahasakan ke dalam Bahasa Inggris (bahasa Internasional) untuk mendapat perhatian masyarakat internasional terkait kepentingan mereka dalam mengenal potensi Budaya Melayu dan pariwisata di Pulau Penyalai, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan.


KATA KUNCI DALAM BUKU INI

Pulau Penyalai (Mendol)
Pulau Penyalai atau Pulau Mendol adalah sebuah Kecamatan yang juga diberinama Kecamatan Kuala Kampar dengan luas sebesar 1.000,39 km2. Berada di Kabupaten Pelalawan (kecamatan paling ujung) Provinsi Riau. Bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Rangsang, Kabupaten Bengkalis. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Bengkalis. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Meranti. Dan disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kundur, Provinsi Kepulaun Riau

Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni

Melayu
Melayu adalah nama yang diberikan kepada sebuah kelompok etnis dari orang-orang Austronesia terutama yang menghuni Semenanjung Malaya, seluruh Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau SingapuraBorneo pesisir termasuk BruneiKalimantan Barat, dan Sarawak dan Sabah pesisir, Filipina bagian barat dan selatan, dan pulau-pulau kecil yang terletak antara lokasi ini yang secara kolektif dikenal sebagai 'Alam Melayu'. Lokasi ini sekarang merupakan bagian dari negara modern MalaysiaIndonesiaSingapuraBruneiBurmaThailand, dan Filipina. Nama "Malayu" berasal dari Kerajaan Malayu yang pernah ada di kawasan Sungai Batang HariJambi. Dalam perkembangannya, Kerajaan Melayu akhirnya takluk dan menjadi bawahan Kerajaan Sriwijaya. Pemakaian istilah Melayu-pun meluas hingga ke luar Sumatra, mengikuti teritorial imperium Sriwijaya yang berkembang hingga ke JawaKalimantan, dan Semenanjung Malaya.

Pariwisata
Pariwisata adalah Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan penhgusaha. Rangkaian kegiatan dilakukan manusia baik secara perorangan maupun berkelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain dengan menggunakan jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan pemerintah, badan usaha dan masyarakat

PERENCANAAN TERSTRUKTUR

Penulisan buku ini direncanakan akan tuntas pada bulan Desember 2020 dan akan di bedah pada bulan Februaari 2021 nanti oleh tokoh budaya/ pariwisata tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

Setelah selesai dalam proses pembedahan, berikutnya adalah proses perijinan (SNI) dan pencetakan (1.500 buku). Adapun pihak-pihak terkait yang mengerti hal tersebut sudah kami hubungi.

Perihal kerjasama dan lain-lain dalam tuntasnya penulisan buku ini akan dibahas pada perjanjian tertulis yang kami siapkan.

***
Untuk proses berikutnya adalah menuntaskan kajian pustaka, investigasi data, diskusi dan temuan.

Mohon doa dan dukungan saudara-saudariku semua...
Terimakasih...

Penulis         : Mustakim JM
Hp/WA         : 0823 8650 8415
FB                : mustakim jm bin ismail
Instagram     : mustakim.jm
Youtube        : Mustakim JM
Nomer Rekening

BANK RIAUKEPRI
1192108713
atas nama
MUSTAKIM JM

transfer dari bank lain
Kode Bank Riau Kepri:
119



REFERENSI





https://www.kompasiana.com/perkutuuuut/5516ea22a33311027fba7f13/di-penyalai-kutemukan-indonesia






***